Sustainable Lifestyle: Gaya hidup Berkelanjutan Manusia dan Bumiku

Penulis: Hastuti 

Dewasa ini marak isu tentang sustainability, sebenarnya apa sih sustanaibility itu ? Sustanaibility mempunyai makna berlanjutan. Arti berlanjutan di sini adalah sesuatu yang bisa tetap bertahan dalam jangka waktu panjang tanpa merusak lingkungan sehingga bisa tetap menawarkan kehidupan yang baik bagi makhluk hidup di Bumi.

Meskipun berkaitan dengan lingkungan, namun konsep ini tak hanya berdampak bagi lingkungan saja, tetapi juga sosial. Bahkan, konsep ini bisa memberikan keuntungan dari segi ekonomi. Itulah banyak  yang mulai menerapkannya dalam dunia bisnis. Termasuk perusahaan di Indonesia telah menerapkan konsep ini  dari tahun ke tahun. Ini terjadi karena semakin banyak pelaku usaha yang sadar akan manfaat dan pentingnya konsep ini bagi lingkungan dan masyarakat.  

Keputusan kita mengenai cara hidup dapat berdampak terhadap kesehatan, perekonomian, orang lain, dan planet Bumi. Lalu, bagaimana kita dapat menjalani gaya hidup berkelanjutan? Ada banyak aspek kehidupan kita yang saling berhubungan. Keputusan kita mengenai cara hidup dapat berdampak pada kesehatan, perekonomian, orang lain, dan planet Bumi. 

Lalu, semua itu membawa kita pada pertanyaan tentang apa itu gaya hidup berkelanjutan? Aspek apa yang harus kita pertimbangkan untuk membangun cara hidup yang dapat memberikan dampak positif bagi manusia dan planet bumi?Apa itu Gaya Hidup Berkelanjutan?, konsep keberlanjutan bersifat multidimensi dan interseksional.

Keberlanjutan mencakup banyak aspek, dan tiga aspek utama adalah lingkungan, sosial, dan ekonomi. Aspek-aspek tersebut saling berhubungan sehingga perubahan pada satu aspek dapat mempengaruhi aspek lainnya. Beberapa tahun terakhir telah terjadi pergeseran global dalam penerapan keberlanjutan di banyak aspek kehidupan kita, termasuk gaya hidup.

Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) mendefinisikan gaya hidup berkelanjutan sebagai “kebiasaan dan pola perilaku yang tertanam dalam masyarakat dan difasilitasi oleh institusi, norma, dan infrastruktur yang membingkai pilihan individu untuk meminimalkan penggunaan sumber daya alam dan produksi sampah seraya mendukung keadilan dan kesejahteraan bagi semua.”

Dengan kata lain, beralih ke gaya hidup berkelanjutan berarti memahami bagaimana pilihan kita sehari-hari, bahkan hal-hal paling sepele seperti menu makan malam atau pakaian sehari-hari, dapat berdampak pada manusia dan Bumi. Namun, penting untuk diingat bahwa perubahan menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan bukanlah perjuangan individu. Perubahan sistem dan norma sosial yang sistemik harus mendukung hal tersebut, termasuk peraturan pemerintah, transformasi bisnis, dan inovasi lainnya dari para pemangku kepentingan utama.

Aspek Utama pada tahun 2016, UNEP menerbitkan kerangka kerja untuk membentuk gaya hidup berkelanjutan. Kerangka kerja ini mencakup beberapa aspek utama:

  • Makanan

Apa yang kita makan dan minum berdampak terhadap lingkungan dan masyarakat. Hal ini mencakup keseluruhan rantai nilai makanan—bagaimana makanan dan minuman diproduksi, diproses, didistribusikan, dan dibuang. Di tengah fenomena kelaparan global, susut dan limbah pangan, transisi sistemik besar diperlukan untuk mendukung sistem produksi, konsumsi, dan pembuangan pangan yang berkelanjutan.

  • Perumahan

Rumah kita, cara kita membangunnya, dan cara kita tinggal di dalamnya, semuanya mempunyai dampak sosial dan lingkungan, termasuk kesejahteraan kita dan konsumsi energi. Bangunan nol emisi muncul sebagai cara untuk mengakomodasi ruang perkotaan yang lebih berkelanjutan, termasuk penggunaan desain bangunan biofisik. Memperhatikan penggunaan peralatan sehari-hari juga mesti disertai dengan intervensi skala besar dari pemerintah, dunia usaha, dan pemain penting lainnya.

  • Mobilitas

Sektor transportasi merupakan salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca global. Namun, pada saat yang sama, sistem transportasi umum masih kekurangan fasilitas dan infrastruktur yang memadai untuk menciptakan pengalaman yang mudah diakses, inklusif, dan aman bagi semua orang. Oleh karena itu, jalan menuju mobilitas berkelanjutan, termasuk peralihan ke kendaraan listrik dan bahan bakar berkelanjutan, tidak boleh menimbulkan lebih banyak kerusakan pada manusia dan planet bumi.

  • Barang Jadi

Pola konsumsi kita dapat meninggalkan dampak pada masyarakat dan lingkungan, termasuk produk yang kita beli, bahan yang digunakan untuk memproduksinya, cara kita menggunakannya, dan seberapa sering kita menggantinya. Konsumen, perusahaan, dan regulator harus bergerak maju bersama menuju konsumsi dan produksi barang sehari-hari yang berkelanjutan.

  • Waktu Luang

Cara kita menghabiskan waktu luang dapat memengaruhi konsumsi dan jejak karbon kita. Misalnya, naik taksi ke tujuan yang lebih dekat akan menghasilkan lebih banyak emisi dibandingkan berjalan kaki atau bersepeda. Kapan pun memungkinkan, kita dapat mencoba menerapkan cara-cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan saat berlibur.

  • Lakukan Apa yang Kita Bisa

Dunia sedang berubah, dan kita harus berkontribusi untuk menciptakan dunia yang lebih baik untuk semua. Memang benar bahwa peralihan menuju gaya hidup berkelanjutan mungkin tampak berlebihan, namun penting untuk diingat bahwa tidak ada gaya hidup berkelanjutan yang universal. 

Apa yang berkelanjutan bagi satu orang di suatu tempat belum tentu berkelanjutan bagi orang lain dalam kondisi berbeda. Sebagai individu, kita harus melakukan apa yang kita bisa untuk meminimalkan kerusakan dan mendorong dampak positif terhadap lingkungan. Tentu saja, pemerintah, dunia usaha, dan organisasi juga harus mengambil bagian dalam meningkatkan inisiatif, kolaborasi, dan upaya untuk mendorong kemajuan dan pertumbuhan tanpa meninggalkan siapa pun. 

Adapun beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan :

  • Tidak Menggunakan Produk Sekali Pakai

Penggunaan produk sekali pakai masih menjadi problematik khususnya penggunaan plastik sekali pakai yang masih sering digunakan oleh masyarakat karena pertimbangan harga yang lebih murah dan mudah di dapatkan dimana saja. Plastik merupakan salah satu senyawa kimia yang sulit terurai dan membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun. Maka penggunaan produk sekali pakai salah satunya yang berbahan plastik masih menjadi ancaman yang membahayakan lingkungan dan mahluk hidup.

Berdasarkan analisis Global Plastic Action Partnership mengatakan bahwa Negara Indonesia mengumpulkan sampah sebanyak 39 persen dengan kapasitas untuk di daur ulang hanya sebatatas 10 persen. Dampaknya yaitu terjadi pembuangan sampah sampai ke laut akibat tidak terkelolanya sampah di darat.

  • Menggunakan Produk Hingga Habis Pemakaian

Penggunaan produk hingga habis masa pemakaian merupakan salah satu langkah yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir. Pemakaian produk sampai habis bertujuan agar konsumen dapat bertanggung jawab atas produk yang dikonsumsinya. Produk kecantikan masih menjadi produk unggulan dengan peminat yang besar. 

Beberapa brand dari produk kecantikan terus melakukan inovasi yang cepat. Sehingga sering kali kita merasakan over konsumsi dan membuang produk-produk yang belum terpakai sampai habis.

  • Cermat Membeli Produk Yang Di Perlukan

Sebelum kita membeli produk yang kita inginkan, hendaknya kita mencari tahu sebelumnya kegunaan dan manfaat dari produk tersebut. Sering kali kita menyesal ketika produk yang telah dibeli. Alasannya karena biasanya barang yang telah dibeli memiliki harga yang mahal sementara barang yang di terima tidak begitu penting. Oleh sebab itu karena rutinitas membeli produk yang tidak terpakai sangat merugikan kita karena keuangan menjadi tidak sehat, selain itu cermat dalam membeli produk dapat membantu untuk mengurangi sampah yang berdampak pada lingkungan.

  • Memberikan Sampah Kepada Bank Sampah Untuk di Daur Ulang

Bank Sampah merupakan tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah disortir. Hasil dari pengumpulan sampah tersebut akan disetorkan kepada pengrajin sampah atau ke tempat pengepul sampah diolah menjadi kerajinan. Memberikan sampah kepada Bank Sampah dirasa cukup efisien karena sampah diolah kembali menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat. 

Terimakasih

Related Post "Sustainable Lifestyle: Gaya hidup Berkelanjutan Manusia dan Bumiku"
Dampak perilaku konsumtif di era modern
Peka Terhadap Kesehatan Mental
Kapal Sabuk Nusantara 44 Solusi Transportasi Laut, Masyarakat Wakatobi Tidak Ingin itu Diganti!!!